MAKALAH
“HURUF INNA DAN SAUDARANYA”
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah : Bahasa Arab
Dosen Pengampuh : Hj. Sari Rahayu,M.pd
Disusun Oleh :
1. Putri Ayu Ningsih
Semester : 1
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’HAD ALI
CIREBON 2020
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr.Wb.
Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT. Atas segala nikmat dan karuniaNya.Shalawat dan salam yang tak lupa pula kita panjatkan kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan/jahiliyah kealam terang benderang sekarang ini. Akhirnya saya dapat menyelesaikan makalah dengan daya dan upaya yang terbatas maka makalah ini dapat diselesaikan
Adapun judul makalah ini adalah “huruf inna dan saudaranya” Akhir kata kami berharap apa yang saya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan terkhusus bagi kita untuk digunakan sebagai pembelajaran dalam membuatkan karya-karya baru lainnya.Semoga Allah Swt senantiasa tetap memberikan petunjuk dan bimbingan-Nya kepada kami menuju jalan lurus yang penuh dengan Ridha-Nya.
Amin Ya Rabbal Alamin.
Wassalamu alaikum Wr.Wb.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kita sebagai orang muslim sangatlah perlu akan adanya suatu pendidikan. Karena manusia diciptakan bukan sekedar hidup. Ada tujuan yang lebih mulia dari sekedar hidup yang mesti diwujudkan, dan itu memerlukan ilmu yang diperoleh lewat pendidikan.
Penulisan ini berlangsung karena sang penulis menganggap bahwa mendalami ilmu nahwu itu sangat penting, terutama dalam masalah kitab. Sebab apa, banyak para mahasiswa yang hanya mengandalkan keterangan dari dosen, namun terkadang keterangan hanya sekedar kenal tanpa menggunakan perincian yang detail. Adapun cara untuk bisa baca kitab harus mengetahui cara membaca, memberi makna, mengartikan serta menafsirkan itu harus ada kuncinya. Berdasarkan alasan tersebut saya menulis bab inna dan saudara-saudaranya ini agar pembaca, khususnya semua hal-hal yang dianggap penting guna membaca kitab dengan baik. Meskipun kurang sempurna namun saya berharap ini telah mencukupi dan sesuai dengan harapan yang lebih praktis dan insya Allah mudah untuk dipahami.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Inna wa Akhwatuha (إنَِّ وَ أخَْوَتهُ اَ)
2. Apa fungsi dari fungsi Inna wa Akhwatuha (إِنَّ وَ أخَْوَتهُ اَ)
3. Sebutkan apa saja yangg termasuk kedalam huruf Inna wa Akhwatuha 4. Apa saja contoh kalimat huruf inna
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui definisi huruf inna
2. Mengetahui apa itu fungsi huruf inna
3. Mengetahui apa saja yang termasuk ke dalam huruf inna
4. Mengetahui contoh kalimat huruf inna
BAB II PEMBAHASAN
2.1 . PENGERTIAN INNA WA AKHWATUHA (إنَِّ وَ أخَْوَتهُ اَ)
Inna wa akhwatuha (Inna dan saudara-saudaranya) adalah sekelompok harf (kata depan) yang mendahului isim. Jika suatu jumlah ismiyah (susunan mubtada’ dan khabar) didahului oleh Inna atau saudara-saudaranya, maka akan menyebabkan mubtada’ menjadi manshub dan disebut isim Inna, dan khabar tetap marfu dan disebut khabar Inna. Seperti:
إنَِّ اللَََّّ سَمِيعٌ عَلِيْم
(innallah samii’un alim) yang artinya: sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui)
Kata sami’ marfu’ dengan tanda dhommah, isim mufrod sebagai khabar Inna.
إنَِّ الدِ ينَ عِنْدَ اللََِّّ الِْْسْلََ مُ yang artinya : sesungguhnya agama yang diterima disisi Allah adalah Islam.
Kata Islam marfu’ dengan dhommah, isim mufrod, sebagai khabar inna.
2.2 FUNGSI INA WA AKHWATUHA (INA DAN SAUDARANYA)
Inna wa Akhwatuha memiliki fungsi:
تنَْصِبُ الِْْسْمَ وَترَْفَــعُ الْــــخَبَ ر
Menasabkan isim inna merofa’kan khabar inna.
Perhatikan contoh pada tabel berikut ini dan perhatikan pula perubahan baris pada kalimat berikut sebelum dan sesudah di masuki kata inna.
Keterangan |
Sesudah dimasuki إ نَّ |
Sebelum dimasuki ا نَّ |
ا محْدََّ : isim inna ا مستـاذَّ : khabar inna |
إ نَّا محْدََّا مسbarisnya تـاذَّ Kata Ahmad berubah asalnya dhamah menjadi fathah |
Ahmad seorang guru ا محْ دَّ ا مستاذَّ |
مُِ مِدًا : Isim Inna تملممي ذَّ : khabar Inna |
إ نَّ مُ مـدًاَّتملمِي ذَّ Kata Muhammad barisnya berubah, asalnya dhamah menjadi fathah |
Muhammad seorang murid مُ م دَّتملمِيـم ذَّ |
2.3 Yang Termasuk ke Dalam Inna wa Akhwatuha (إنَِّ وَ أخَْوَتهُ اَ)
إنَِّ وَ أخَوَتهُاَ : إنَِّ, أنََّ, كَأنََّ, لكَِنَّ, لَيتَ, لعَلََّ
Inna dan saudara-saudaranya yaitu : Inna, Anna, Kaanna, Lakinna, Laita, La’alla.
وَمَعنَى إنَِّ للتوَكِيدِ وَكَأنََّ للتشَبيِهِ وَلكَِنَّ للإِستِدرَاكِ وَلَيتَ للتمََّن ىِ وَ لعَلََّ للترََّ حِى وَالتوََّق عِ
Dan makna Inna dan Anna untuk taukid (mengukuhkan pembicaraan) dan Kaanna untuk tasybih (menyerupakan) dan Lakinna untuk istidrak (susulan), yaitu menyusul perkataan yang lalu dengan perkataan yang ada di belakangnya, dan Laita untuk tamanni, yaitu mengharapkan sesuatu yang mustahil berhasil, dan Laalla untuk taraji dan tawaqqu’, ialah mengharapkan sesuatu yang baik, yang mungkin berhasil.
إنَّ 1.
Inna artinya : Sesungguhnya
Fungsinya : Untuk penegasan huruf atau mengokohkan pembicaraan
Contoh
إنَِّ اللَََّّ عَلَى ك لُِ شَيءٍ قَدِيرٌ
Artinya : Sesungguhnya Allah atas setiap sesuatu Maha Kuasa
Kata qodir marfu’ dengan dhommah, dan kata Allah mansub dengan fathah
أنََّ 2.
Anna artinya : bahwa
Fungsinya : Untuk penegasan huruf atau mengokohkan pembicaraan Contoh :
لاَبُدأَّنَهَُّم يرُِيدوُنَ مِنه ُ دَلِيل لا
Artinya: Sesungguhnya mereka pasti menghendaki dalil dari padanya.
كَأنََّ 3.
Kaanna artinya : seakan-akan Fungsinya : penyerumpamaan Contoh :
كَأنََّكَ نَاءِلٌ مَرَامَ كَ
Artinya : agaknya engkau berhasil mencapai maksudmu
لكَِنَّ 4.
Lakinna artinya : akan tetapi Fungsinya : menyangkal Contoh :
هوَُ عَالِمٌ لكَِنَّهُ غَيرُعَامِلٍ
Artinya : dia pandai tetapi tidak mengamalkan ilmunya.
لعََلَّ 5.
Laalla artinya: semoga/agar Fungsinya : pengharapan Contoh :
لعَلََّ عَلِيٌّ مَرِيضٌ
Artinya : Semoga Ali sakit.
ليَْتَ 6.
Laita artinya : seandainya Fungsinya : berangan-angan Contoh :
لَيْتَ الشَّباَّ يعَوُدُ يوَم ا
Artinya : seandainya masa muda itu bisa kembali.
• Contoh إِنَّ وَاخَْوَاتهَُا dalam Al-Qur’an
إنَِّ اللهَ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
اللهَ : isim inna وَاسِعٌ : khobar inna
وَّانََّ اللهَ شَدِيدُ العذََابِ isim inna :اللهَ
شَِدِي ددُ: khobar inna
2.4 CONTOH KALIMAT INNA
Agar lebih mengerti, saya akan tuliskan kalimat awal yang berupa mubtada' dan khabar.
الكِتاَبُ جَدِيْد ( al-kitaabu jadiidun ) = buku itu baru.
- al-kitaabu adalah mubtada' = marfu'
- jadiidun adalah khabar = marfu'
Lalu kita akan mengekspresikan bahwa kitab ini benar-benar baru (kita beri penegasan bahwa kitab ini sesungguhnya adalah baru).
Cara mengekspresikan penekanan ini dalam bahasa arab adalah:
إنَِّ الكِتاّبَ جَدِيْد = inna al-kitaaba jadiidun = sesungguhnya buku itu baru.
- inna adalah huruf tauhid (membuat isim menjadi manshub).
- al kitaaba = kitaab menjadi manshub sehingga menjadi kitaaba.
- al-kitaaba sekarang menjadi isim inna.
- jadiidun menjadi khabar inna.
Contoh kalimat inna lainnya إِنَّه ُ طَبيِْ ب = innahu thabiibun = sesungguhnya ia adalah dokter.
إِنكَُّمْ أذَكِْيَاءُ = innakum adzkiyaa-u = sesungguhnya kalian itu pintar. إِنَّا طُلَّ ب = innaa thullaabun = sesungguhnya kami adalah pelajar. إنَِّ المُدرِّّسَ غَنِ ي = innaal mudarrisa ghaniyyun = sesungguhnya guru itu kaya. إنَِّ السَّياَّرَ ةَ جَمِيْلَة = innas sayyaarata jamiilatun = sesungguhnya mobil itu bagus.
Kaidah yang berlaku pada inna dan saudaranya ini berbeda dengan kana dan saudaranya, dimana inna dan saudara-saudaranya ini berfungsi me-nashabkan isimnya (mubtada nya) dan merafa’kan kabarnya.
Contoh :
انَِّ زَْيْداا قَائ مِ menjadi → → زَْيْ د قَائ مِ
Yang berubah karena pengaruh amilnya pada contoh di atas adalah kata زَْيْداا yang menjadi mubtada nya, dimana ia sebelumnya beri’rab (harakat) rafa’, setelah dimasuki amil lafadz inna maka ia berubah menjadi nashab yang ditandai dengan fathah.
• Inna dan Saudaranya yang Dibatalkan Pengamalannya
Inna dan saudaranya bila diberi maa (مَا) zaidah itu bisa batal amalnya.
إِنَّمَا زَيْدٌ عَالِمٌ Contoh:
Tetapi terkadang ada yang tetap amal.
لَيْتمََا زَيْد ا قَائِ مٌ Contoh:
Adapun Laita ( لَيْتَ) , meskipun dimasuki maa ( مَا), maka ia tetap beramal me nashabkan mubtada’ dan merafa’kan khabar atau boleh tidak beramal.
.لَيْتمََا زَيْد ا قَائِمٌ Contoh:
Kata زَْيْد ا dibaca nashab menjadi isimnya لَيْتمََا, dan قَائمٌِ menjadi kata لَيْتمََا dalam contoh ini masih tetap beramal. Boleh juga لَيْتمََا tidak beramal, dan kata زَْيْد ا dibaca rafa’, sehingga
لَيْتمََا زَيْدٌ قَائِ مٌsusunannya menjadi
• Hukum Inna dan Saudara-saudaranya yang Ditakhfif (Nun-Nya Disukun)إ نَِّ
Inna ( إنَِّ) hukumnya bila ditakhfif (nunnya disukun) itu boleh amal boleh tidak serta apabila tidak beramal maka wajib memberi lam fariqoh ( لْم فارقة) pada lafadz yang sesudahnya.
.إنِْ زَيْدٌ لَقَائِمٌ Contoh:
Dan lebih banyak muhmal-nya ( tidak amal ) dari pada amalnya.
Huruf “ إنِْ“ di atas berasal dari “ إِنَّ“ yang ditakhfif, ia tidak lagi beramal Menasabkan mubtada’. Karena itu, kata sesudahnya tetap dibaca rafa’.
Anna ( أنََّ) hukumnya bila ditakhfif (nunnya disukun) dan kemudian isimnya pasti berupa dhomir sya’an ( ضمير شأن) yang disimpan dan khabarnya pasti berupa jumlah.
.عَلِمْتُ زَيْدٌ قَائِمٌ :Contoh
Dan bila ada yang isimnya bukan dlomir sya’an (ضمير شأن) maka hukumnya langka.
.فَلَوْ أنََّكَ فيِ يَوْمِ الرَّخَاءِ سَألَْتنَيِ Contoh:
Kaanna ( كَأنََّ) juga bisa ditakhfif dan yang kaprah isimnya berupa dlomir sya’an ( ضمير شأن) yang disimpan. Contoh: كَأنَْ شَدْ يَانُ خُقَانِ.
Tetapi ada juga yang ditetapkan walaupun sedikit. Contoh: كَأنَْ زَيْد ا أَسَدٌ
Kata ka’an ( كَأنَْ) adalah dari kata ( كَأنََّ), yang nunnya ditakhfif dan ia masih tetap beramal. Adapun lakinna ( لَكِنَّ) apabila nunnya ditakhfif maka tidak bisa beramal.
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan
Dari uraian atas penjelasan mengenai inna dan saudara-saudaranya, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
Inna wa akhwatuha (Inna dan saudara-saudaranya) adalah sekelompok harf (kata depan) yang mendahului isim. Jika suatu jumlah ismiyah (susunan mubtada’ dan khabar) didahului oleh Inna atau saudara-saudaranya, maka akan menyebabkan mubtada’ menjadi manshub dan disebut isim Inna, dan khabar tetap marfu dan disebut khabar Inna.
Dan adapun Inna dan saudara-saudaranya fungsinya/pekerjaannya menasabkan isim atau mubtada’ dan merofa’kan khabar.Inna dan saudara-saudaranya yaitu : Inna, Anna, Kaanna, Lakinna, Laita, Laalla. Setiap kalimat yang diawali dengan kata Inna atau saudara-saudaranya maka diwajibkan fathah/mubtada’ nya wajib fathah, dan isimnya/khabarnya wajib marfu’.
b. Saran
Dari hasil kesimpulan di atas, maka kami mengharapkan agar pembaca dapat memberikan saran-saran yang tidak menutup kemungkinan dapat mendatangkan manfaat bagi makalah ini:
1. Diharapkan makalah ini bisa bermanfaat pada keilmuan yang selanjutnya yang akan menjelaskan lebih jauh tenang judul makalah ini.
2. Diharapkan pada makalah ini bisa di jadikan rujukan untuk pembaca dan pelajar manusia yang ada di dunia ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arra’ini, Muhammad Syamsuddin, Mutammimah Ajjurumiyyah, Al-Hidayah, Surabaya: Wacana Ilmu, 2001.
Ghufron, Aunur Rofiq bin, Ringkasan Kaidah-Kaidah Bahasa Arab, Jawa Timur: Pustaka AlFurqon, 2007.
Saifuddin, Ibrahim, Ilmu Nahwu, AL-Hidayah, Surabaya: Wacana Ilmu, 2003.
Wafi, M. Bahauddin Ahmad, Khazanah Andalus, Yogyakarta: Titian Ilahi Press, 2003.
0 Komentar