Pengertian Ayat Muhkamat & Mutasyabihat
Secara sederhana, ayat muhkamat bisa dipahami sebagai ayat yang jelas maknanya, sedangkan ayat mutasyabihat adalah ayat yang memungkinkan bermakna tidak sebagaimana dzahirnya teks.
Ayat Muhkamat dan Contohnya
Menurut ulama ahli Al-Quran, ayat muhkamat adalah ayat dengan makna jelas dan langsung. Para ulama memberikan contoh-contoh ayat muhkam dalam Al-Qur’an dengan ayat nasikh, ayat-ayat tentang halal, haram, hudud, kewajiban, janji, dan ancaman/
Ayat Mutasyabihat
Ayat mutasyabihat adalah ayat yang tidak jelas maksudnya. Mutasyabihat artinya nash-nash al Qur’an yang dalam bahasa Arab mempunyai lebih dari satu arti dan tidak boleh diambil secara zhahirnya.
Karena hal tersebut mengantarkan kepada tasybih (menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya), akan tetapi wajib dikembalikan maknanya sebagaimana perintah Allah dalam al Qur’an pada ayat-ayat yang Muhkamat, yakni ayat-ayat yang mempunyai satu makna dalam bahasa Arab, yaitu makna bahwa Allah tidak menyerupai segala sesuatu dari makhluk-Nya.
Ayat Mutasyabihat dibagi menjadi dua. Pertama, Ayat Mutasyabihat yang hanya Allah yang mengetahui maksudnya, seperti ayat-ayat yang berhubungan dengan hal yang ghaib.
Kedua, Ayat Mutasyabihat yang dapat diketahui oleh orang-orang yang mendalam ilmunya (ar rasikhun fil ‘ilm), sesudah menyelidikinya secara mendalam.
Termasuk contoh jenis yang kedua ini adalah seperti maksud dari al istiwa’ dalam ayat: ”Ar Rahmanu ‘ala al ‘arsyi istawa”. QS Thaha ayat 5. Para ulama ar rasikhun fil ‘ilm menafsirkan istawa di atas dengan ‘menguasai’ (al-Qahr), bukan bersemayam; sebagaimana diungkapkan oleh Syekh Abdullah al Harari dalam al Syarh al Qawim fi Hall Alfadz al Shirath al Mustaqim.
Al Imam Ahmad ar-Rifa’i dalam al Burhan al Muayyad berkata: “Jagalah aqidah kamu sekalian dari berpegang kepada zhahir ayat al Qur’an dan hadits Nabi Muhammad saw. yang Mutasyabihat sebab hal ini merupakan salah satu pangkal kekufuran”.
Dalil Tentang Ayat Muhkamat & Mutasyabihat
Adapun dalilnya adalah firman Allah dalam Surat Ali Imran
هُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُخَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَمَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاۤءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاۤءَ تَأْوِيْلِهٖۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗٓ اِلَّا اللّٰهُ ۘوَالرَّاسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّآ اُولُوا الْاَلْبَابِ
Dialah yang menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad). Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok Kitab (Al-Qur’an) dan yang lain mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong pada kesesatan, mereka mengikuti yang mutasyabihat untuk mencari-cari fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya kecuali Allah. Dan orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, “Kami beriman kepadanya (Al-Qur’an), semuanya dari sisi Tuhan kami.” Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang yang berakal. (QS. Ali Imran ayat 7)
Ayat di atas menerangkan bahwa di antara isi al Quran terdapat ayat-ayat yang Muhkamat dan Mutasyabihat.
Ayat Muhkamat adalah ayat-ayat yang terang dan jelas maksudnya, dapat dipahami dengan mudah.
Sedangkan ayat Mutasyabihat adalah ayat yang tidak jelas maksudnya.
Contoh Ayat Mutasyabihat
Salah satu contoh ayat mutasyabihat yang terdapat dalam Alquran yang kemudian memicu perdebatan antara Ahlussunnah Wal Jamaah dengan kaum mujassimah adalah Firman Allah di dalam Surah Thaha ayat 5 berikut:
اَلرَّحْمٰنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوٰى
(yaitu) Yang Maha Pengasih, yang bersemayam di atas ‘Arsy.
0 Komentar